Minggu, 17 Juni 2018

Pengajian Umum dalam Rangka Haul KH. Hasan Ilyas di Desa Baluk.


Karangrejo. Pengajian umum dalam rangka halal  bihalal dan Haul KH. Hasan Ilyas , Masyarakat Desa Baluk Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan Jawa Timur menggelar Pengajian Umum dengan Mubalig KH. Ubaidilah Ahror ( Gus Bed) dari Ponpes Al Fatah Temboro yang dipusatkan di Halaman Masjid Roudhatul Huda dukuh Serut Desa Baluk . Minggu/malam (17/06/2018)

Nampak hadir dalam kegiatan diantaranya,  KH. Ubaidillah Ahror (Gus Bed),  Bpk Ali Basri, SE,
Danramil Karangrejo diwakili Serma Subiyanto, KH Drs Mashudi. M. Pd,  (Rois MWC NU Karangrejo,  KH. Masrur, Ketua Takmir Masjid Roudlotul Huda,  Kepala Desa Baluk, undangan warga Desa Baluk.

KH. Ubaidilah Ahror ( Gus Bed) dari Ponpes Al Fatah Temboro dalam tausiahnya menyampaikan bahwa Haul berasal dari bahasa Arab yang berarti setahun. Peringatan haul diadakan dengan tujuan utama mendoakan ahli kubur agar mendapat rahmat dan ampunan dari Allah SWT.

Kegiatan haul dalam agama Islam, didasarkan pada sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi r.a. Rasulullah Saw. selalu berziarah ke makam para syuhada di bukit Uhud setiap tahun.  Sesampainya di Uhud beliau memanjatkan doa sebagaimana dalam surat Al-Qur’an Surah ar-Ra’d ayat 24, Salamun ‘alaikum bima shabartum fani’ma uqba ad-daar (Keselamatan atasmu berkat kesabaranmu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu). Hadist inilah yang menjadi dasar diperbolehkan peringatan haul atau sejenisnya.

Ada tiga hal yang bisa kita petik sebagai hikmah dari peringatan haul. Pertama. Acara haul sejatinya sama dengan acara peringatan 3, 7, 40 hari atau berapapun, yang pada intinya mengingatkan kita akan kematian (dzikrul maut). Kata ‘mengingat’, secara logika tentu hanya dapat dilakukan bagi orang yang pernah mengalaminya, sedangkan kita sendiri belum pernah mengalami kematian.

Oleh karena itu, dengan memperingati sebuah peristiwa kematian yang telah menimpa pada orang lain, kita menjadi lebih baik dalam memaknai tujuan kehidupan. Bahwa kita semua pasti akan mengalami kematian.  Maka untuk menghadapinya kita mesti mempersiapkan bekal. Mempersiapkan bekal untuk kehidupan di akherat merupakan alam yang kekal selamanya.

Kedua banyak keteladanan yang dapat kita ambil. Salah satu teladan tersebut yakni jasa beliau kepada agama ataupun masyarakat, hingga saat ini masih bisa dirasakan hasilnya. Contoh dalam lingkup terkecil seperti keluarga misalnya, seorang anak akan terus mengingat jasa dari kedua orangtuanya, atau para guru yang dikenang, sebab jasa mereka dalam menyebarkan ilmu kepada para muridnya.

Ketiga, peringatan haul dapat mempersatukan sebuah kaum. Seperti yang terlihat pada haul KH. Hasan Ilyas, masyarakat Desa Baluk dari berbagai lapisan duduk bersama dalam sebuah majelis.(By-R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar